Home » » Diego Milito

Diego Milito

Written By Unknown on Sabtu, 15 Maret 2014 | 07.49


Diego Milito lahir di Bernal, Argentina, 12 Juni 1979. Ia merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Argentina yang kini bermain di klub Internazionale. Ia merupakan pemain kunci dalam raihan treble winner Inter pada musim 2009-10. Ia diberi julukan El Príncipe ("Sang Pangeran" dalam bahasa Spanyol) karena kemiripan fisik dengan mantan pesepakbola asal Uruguay, Enzo Francescoli, yang mendapat julukan yang sama.

Milito memulai kariernya di Racing Club, Argentina. Kemudian ia pindah Genoa dan Real Zaragoza, sebelum akhirnya kembali ke Genoa pada tahun 2008. Pada musim berikutnya Milito hijrah ke Internazionale.

2009–2010: Musim Debut dan Treble
Pada 20 Mei 2009, La Gazzetta dello Sport memberikan konfirmasi bahwa Diego Milito telah pindah ke Internazionale bersama rekan setimnya dulu, Thiago Motta. Biaya transfer tersebut tidak diungkapkan namun Genoa mendapatkan Robert Acquafresca, Riccardo Meggiorini, Leonardo Bonucci, Francesco Bolzoni, Ivan Fatić dan sejumlah uang tunai sebagai gantinya.

Milito cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya dan memulai kariernya di Inter dengan gemilang. Ia mencetak dua gol dalam kemenangan 2–0 atas rival sekota, Milan, pada World Football Challenge. Setelahnya, pada 29 Agustus, dalam derby della Madonnina pertamanya di Serie A, Milito membukukan dua assist dan mencetak satu gol penalti, yang juga menjadi gol liga pertamanya. Lalu, pada 13 September, ia mencetak gol keduanya di liga saat menang 2–0 atas Parma.

Pada pertandingan liga selanjutnya kontra Cagliari, ia memborong dua gol untuk kemenangan Inter, 2–1. Dua gol ini menempatkan ia sebagai pemilik rataan gol terbaik di pentas Serie A sepanjang masa, dengan total 28 gol dari 35 pertandingan (Genoa dan Inter) atau rataan 0.8 gol per pertandingan. Konsistensi yang telah Milito tunjukkan di klub-klub sebelumnya dipertahankan sepanjang musim debutnya di Inter. Setelah beberapa pertandingan pertama dilakoni, ia telah membuktikan dirinya sebagai pemain penting untuk skuad.

Selama pertandingan-pertandingan terakhir di musim 2009–2010, Milito membuktikan impian Inter dalam merengkuh treble pertama dalam sejarah persepakbolaan Italia. Pesepakbola asal Argentina tersebut pertama-tama mencatak gol tunggal saat menaklukkan Roma pada final Coppa Italia 2010 pada 5 Mei 2010, yang membuat Nerazzurri membawa pulang trofi pertama mereka pada musim ini. Sebelas hari kemudian, gol Milito menjadi penentu scudetto ke-18 Inter ketika mengalahkan Siena 1–0 pada matchday terakhir Serie A. Milito menyatakan bahwa gol tersebut merupakan gol terbaik dalam kariernya.

Cerita tentang Milito pun belum berakhir, pada 22 Mei 2010 Milito lagi-lagi membuktikan kapasitasnya saat mencetak dua gol untuk mengunci kemenangan Inter pada final Liga Champions 2010 atas Bayern Munich. Alhasil, Inter mendapat trofi Liga Champions pertama mereka dalam 45 tahun terakhir dan berhasil melengkapi koleksi trofi treble mereka yang bersejerah pada musim tersebut.

Setelah sukses menyabet treble trophy, banyak kalangan ahli yang mencatat fakta bahwa walupun Milito dari sebelumnya selalu menjadi penyerang yang efektif dan efisien, ia masih dipandang remeh di dunia sepak bola karena pribadinya yang rendah hati dan fakta bahwa ia sebelumnya berkarier di klub-klub yang kurang kompetitif sebelum bergabung dengan Inter. Mencetak gol pada pertandingan terbesar untuk sebuah tim yang besar membuat ia, kini, mendapat pengakuan yang layak sebagai seorang striker berkat skill dan rekor gol yang ia miliki.

Pada 9 Agustus 2010, Milito meneken kontrak baru berdurasi empat tahun dengan Nerazzurri. Pada 26 August 2010, Milito dinobatkan menjadi Pemain Terbaik UEFA 2010 dan Pemain Depan Terbaik UEFA 2010.

2010–sekarang: Setelah raihan treble
Di musim keduanya, Milito belum mampu mengulang kesuksesan seperti musim pertamanya bersama Inter. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh cedera otot yang berulang kali dialaminya. Ditambah lagi dengan kepergian José Mourinho pada awal musim dan ketidakstabilan tim akibat kedatangan yang langsung disusul kepergian manajer Rafael Benítez (Agustus–Desember 2010), membuat performanya tak kunjung membaik. Pada 29 Mei 2011, Milito mencetak gol pada final Coppa Italia 2011 untuk membantu Inter mengalahkan Palermo 3–1.

Walaupun begitu, pada Serie A musim 2011-12 ia mulai kembali menemukan bentuk permainan terbaiknya. Ia mencetak satu gol ketika melawan Lecce, dua gol ke jala Parma, dan satu gol penting kala menaklukkan Milan yang mana membawa Inter kembali ke jalur perebutan gelar. Ia kemudian melanjutkan rentetan golnya saat Inter menaklukkan Lazio 2-1. Performanya kian menanjak saat mencetak 4 gol saat ditahan imbang 4–4 oleh Palermo. Pada 1 April, ia mencetak hat-trick ke gawang mantan klubnya Genoa, dengan skor 5–4 untuk kemenangan Inter. Pada 6 Mei, Milito kembali mengukir hat-trick pada partai derby della Madonnina yang membawa Inter menang 4–2. Pada akhir musim, titel scudetto menjadi milik Juventus dan Milito mengakhiri musim tersebut dengan torehan 24 gol di Serie A dan 26 gol secara keseluruhan.

Sumber dan foto: id.wikipedia.org

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Artikel

Popular Posts